Friday 14 February 2014

Bandara Belum Dibuka karena Trauma Tragedi Pesawat Asal London

Pesawat tertutup abu muntahan Gunung Kelud. (Foto: Dok Okezone) 
 Pesawat tertutup abu muntahan Gunung Kelud.
 JAKARTA - Meletusnya Gunung Kelud melumpuhkan aktivitas di beberapa bandara. Lebih dari dua ratus jadwal penerbangan pun dibatalkan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan pun mengaku belum tahu kapan bandara akan kembali dibuka. Menurutnya, perlu dipastikan betul keadaan bandara agar pesawat dapat dijalankan pada kondisi yang aman.

Dahlan melanjutkan, pelaksanaan kembali jadwal penerbangan tidak dapat dipaksakan. Karena hal ini dapat membahayakan keselamatan bersama. Dia pun tidak ingin tragedi pesawat asal London tujuan Sidney yang mengalami mati mesin karena Meletusnya Gunung Galunggung pada tahun 1980-an kembali terulang.

"Waktu itu, tiba-tiba dari London menuju Sidney, 747, itu pesawat yang terbesar saat itu itu, tiba-tiba satu mesin mati. Di ketinggian 4000 kaki di atas Jawa Barat. Terus beberapa detik kemudian mesin satu lagi mati. Itu sudah panik. Satu mesin lagi mati, itu sudah panik semua. Kemudian yang satu lagi mati juga. Empat mesin mati semua,"ujarnya mengisahkan.

Kerusakan tersebut akhirnya membuat pesawat menukik tajam. Dalam keadaan darurat tersebut, pilot tetap terus berupaya menghidupkan mesin pesawat. Sampai akhirnya pesawat turun di lebih rendah di bawah ketinggian semula, dan ternyata mesin kembali dapat menyala.

"Karena sudah hampir mendekati bumi, pilot kemudian mencari bandara dan mendarat darurat di Halim," imbuhnya.

Lebih lanjut Dahlan menyampaikan, kejadian ini ternyata bukan tanpa alasan. Terjadi kesalahan kinerja pada mesin setelah pesawat terbesar di zamannya tersebut dililit abu Galunggung yang membekukannya.

"Ternyata apa, ternyata waktu di ketinggian 4.000 kaki tadi, mesin mati itu karena debu Gunung Galunggung,"katanya.

Kebekuan ini menurut Dahlan terjadi karena pada suhu di bawah 0 derajat C, debu-debu yang beterbangan di atas langit membeku. Debu tersebut kemudian yang membuat mesin berhenti bekerja.

"Kenapa beku? Jadi debunya itu kan ketinggian itu suhunya minus 60 derajat. Bekunya dia, mematikan mesin. Nah begitu pesawat jatuh meluncur ke bawah, suhu sudah tidak terlalu dingin lagi, menyala lagi,"tambahnya.

Karenanya Dahlan menegaskan, pihaknya tidak akan  meminta para pihak terkait untuk buru-buru menjalankan kembali fungsi bandara. Baginya faktor keselamatan harus diutamakan.

"Jadi sejak itu ada pelajaran yang sangat penting bahwa debu gunung berapi itu berbahaya sekali," pungkasnya
comments

No comments: